Skip to main content

Cara Menghitung Biaya Depresiasi Aset IT

Written by cahayadepari.

depresiasi aset it

Aset IT seperti komputer, server, dan perangkat jaringan mengalami penyusutan nilai seiring waktu penggunaan. Memahami cara menghitung depresiasi aset IT dengan akurat menjadi keterampilan esensial bagi manajer keuangan dan profesional teknologi untuk pengelolaan anggaran yang efektif.

Salah satu manfaat perhitungan depresiasi yang tepat dapat memberikan laporan keuangan yang akurat, perencanaan anggaran yang lebih baik, dan optimalisasi pajak. Dengan strategi depresiasi yang tepat, perusahaan dapat mengalokasikan sumber daya secara efisien untuk pembaruan teknologi.

Dilansir dari berbagai sumber akuntansi dan manajemen aset, kami telah merangkum panduan lengkap tentang metode-metode depresiasi aset IT yang dapat diterapkan sesuai kebutuhan spesifik bisnis Anda.

Pengertian Depresiasi Aset IT

Sebelum membahas metode perhitungan, penting untuk memahami konsep dasar depresiasi aset. Pengertian depresiasi secara sederhana adalah penurunan nilai ekonomis suatu aset karena pemakaian, keusangan, atau faktor lainnya selama masa manfaat aset tersebut.

Dalam konteks aset IT, depresiasi menjadi sangat relevan mengingat cepatnya perkembangan teknologi yang menyebabkan perangkat IT cepat usang.

Depresiasi adalah biaya non-kas yang mempengaruhi laporan keuangan perusahaan.

Dengan menghitung usia suatu aset IT secara akurat, perusahaan dapat:

  • Menyajikan laporan keuangan yang lebih akurat
  • Merencanakan pembaruan teknologi dengan lebih baik
  • Mengoptimalkan penghematan pajak
  • Mengelola anggaran IT secara efisien

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Depresiasi Aset IT

Beberapa faktor utama yang mempengaruhi depresiasi aset IT meliputi:

  1. Harga awal aset – Nilai perolehan saat membeli aset
  2. Nilai residu – Estimasi nilai aset di akhir masa manfaatnya
  3. Masa manfaat ekonomis – Perkiraan berapa lama aset dapat digunakan secara produktif
  4. Tingkat keusangan teknologi – Seberapa cepat teknologi tersebut menjadi ketinggalan zaman
  5. Pola pemanfaatan aset – Bagaimana intensitas penggunaan aset tersebut

Memahami faktor-faktor ini sangat penting untuk memilih metode depresiasi yang tepat dan memaksimalkan aset IT perusahaan.

Metode-Metode Menghitung Depresiasi Aset IT

Terdapat beberapa metode penyusutan yang umum digunakan untuk menghitung depresiasi aset IT. Setiap metode memiliki karakteristik, kelebihan, dan aplikasi yang berbeda.

Berikut adalah penjelasan detail dari masing-masing metode:

1. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)

Metode garis lurus adalah cara paling sederhana dan banyak digunakan untuk menghitung depresiasi. Metode ini mengasumsikan bahwa aset menyusut nilainya secara merata sepanjang masa manfaatnya.

Rumus Metode Garis Lurus:

Depresiasi per Tahun = (Harga perolehan – Nilai residu) ÷ Umur ekonomis

Contoh Penerapan:

Sebuah perusahaan membeli server dengan harga awal aset Rp100.000.000. Diperkirakan server tersebut memiliki nilai residu Rp10.000.000 setelah masa manfaat 5 tahun.

Biaya depresiasi tahunan = (Rp100.000.000 – Rp10.000.000) ÷ 5 = Rp18.000.000 per tahun

Dengan metode ini, beban penyusutan sebesar Rp18.000.000 akan dibebankan setiap tahun selama 5 tahun.

Tabel Depresiasi Metode Garis Lurus:

TahunBeban PenyusutanAkumulasi PenyusutanNilai Buku Aset
0Rp100.000.000
1Rp18.000.000Rp18.000.000Rp82.000.000
2Rp18.000.000Rp36.000.000Rp64.000.000
3Rp18.000.000Rp54.000.000Rp46.000.000
4Rp18.000.000Rp72.000.000Rp28.000.000
5Rp18.000.000Rp90.000.000Rp10.000.000

Kelebihan Metode Garis Lurus:

  • Sederhana dan mudah diterapkan
  • Konsisten dan mudah diprediksi
  • Ideal untuk infrastruktur IT yang penggunaannya relatif stabil

Kekurangan:

  • Tidak mencerminkan pola penurunan nilai yang sebenarnya pada aset IT yang cepat usang
  • Tidak mempertimbangkan intensitas penggunaan aset

2. Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)

Metode saldo menurun menghasilkan beban penyusutan yang lebih besar di tahun-tahun awal dan semakin kecil di tahun-tahun berikutnya.

Metode ini lebih mencerminkan realitas penurunan nilai aset IT yang umumnya lebih cepat di awal masa penggunaan.

Rumus Metode Saldo Menurun:

Depresiasi = Nilai Buku Awal Tahun × Tingkat Penyusutan
Tingkat Penyusutan = 1/Umur Ekonomis × 100%

Contoh Penerapan:

Sebuah workstation seharga Rp50.000.000 dengan masa manfaat 5 tahun.
Tingkat penyusutan = 1/5 × 100% = 20%

Perhitungan aset tahun pertama:
Depresiasi tahun 1 = Rp50.000.000 × 20% = Rp10.000.000
Nilai buku aset akhir tahun 1 = Rp50.000.000 – Rp10.000.000 = Rp40.000.000

Depresiasi tahun 2 = Rp40.000.000 × 20% = Rp8.000.000
Nilai buku aset akhir tahun 2 = Rp40.000.000 – Rp8.000.000 = Rp32.000.000

Dan seterusnya.

Tabel Depresiasi Metode Saldo Menurun:

TahunNilai Buku AwalTingkat PenyusutanBeban PenyusutanNilai Buku Akhir
1Rp50.000.00020%Rp10.000.000Rp40.000.000
2Rp40.000.00020%Rp8.000.000Rp32.000.000
3Rp32.000.00020%Rp6.400.000Rp25.600.000
4Rp25.600.00020%Rp5.120.000Rp20.480.000
5Rp20.480.00020%Rp4.096.000Rp16.384.000

3. Metode Saldo Menurun Ganda (Double Declining Balance Method)

Metode saldo menurun ganda merupakan variasi dari metode saldo menurun, di mana tingkat penyusutan dikalikan dua.

Metode ini menghasilkan penyusutan yang jauh lebih besar di tahun-tahun awal, sangat cocok untuk aset IT yang mengalami keusangan teknologi dengan cepat.

Rumus Metode Saldo Menurun Ganda:

Tingkat Penyusutan = (1/Umur Ekonomis × 100%) × 2
Depresiasi = Nilai Buku Awal Tahun × Tingkat Penyusutan

Contoh Penerapan:

Untuk laptop gaming seharga Rp40.000.000 dengan masa manfaat 5 tahun:
Tingkat penyusutan = (1/5 × 100%) × 2 = 40%

Perhitungan aset tahun pertama:
Depresiasi tahun 1 = Rp40.000.000 × 40% = Rp16.000.000
Nilai buku aset akhir tahun 1 = Rp40.000.000 – Rp16.000.000 = Rp24.000.000

Depresiasi tahun 2 = Rp24.000.000 × 40% = Rp9.600.000
Nilai buku aset akhir tahun 2 = Rp24.000.000 – Rp9.600.000 = Rp14.400.000

Tabel Depresiasi Metode Saldo Menurun Ganda:

TahunNilai Buku AwalTingkat PenyusutanBeban PenyusutanNilai Buku Akhir
1Rp40.000.00040%Rp16.000.000Rp24.000.000
2Rp24.000.00040%Rp9.600.000Rp14.400.000
3Rp14.400.00040%Rp5.760.000Rp8.640.000
4Rp8.640.00040%Rp3.456.000Rp5.184.000
5Rp5.184.00040%Rp2.073.600Rp3.110.400

4. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of the Years’ Digits Method)

Metode ini juga menghasilkan beban penyusutan yang lebih besar di tahun-tahun awal, tetapi dengan pendekatan yang berbeda. Metode ini menggunakan pecahan yang didasarkan pada jumlah angka tahun masa manfaat.

Rumus Metode Jumlah Angka Tahun:

Jumlah Angka Tahun (JAT) = n(n+1)/2 (di mana n adalah umur ekonomis)
Depresiasi = (Harga perolehan – Nilai residu) × (Sisa umur/JAT)

Contoh Penerapan:

Untuk workstation seharga Rp60.000.000 dengan nilai residu Rp5.000.000 dan masa manfaat 5 tahun:

JAT = 5(5+1)/2 = 15
Pecahan tahun ke-1 = 5/15
Pecahan tahun ke-2 = 4/15
Pecahan tahun ke-3 = 3/15
Pecahan tahun ke-4 = 2/15
Pecahan tahun ke-5 = 1/15

Biaya depresiasi tahun 1 = (Rp60.000.000 – Rp5.000.000) × (5/15) = Rp18.333.333
Biaya depresiasi tahun 2 = (Rp60.000.000 – Rp5.000.000) × (4/15) = Rp14.666.667

Tabel Depresiasi Metode Jumlah Angka Tahun:

TahunPecahanBeban PenyusutanAkumulasi PenyusutanNilai Buku Akhir
0Rp60.000.000
15/15Rp18.333.333Rp18.333.333Rp41.666.667
24/15Rp14.666.667Rp33.000.000Rp27.000.000
33/15Rp11.000.000Rp44.000.000Rp16.000.000
42/15Rp7.333.333Rp51.333.333Rp8.666.667
51/15Rp3.666.667Rp55.000.000Rp5.000.000

5. Metode Unit Produksi (Units of Production Method)

Metode Unit Produksi merupakan pendekatan unik dalam penyusutan aset IT yang mendasarkan perhitungan pada penggunaan aktual, bukan periode waktu.

Metode ini ideal untuk aset yang penggunaannya dapat diukur secara kuantitatif seperti printer, server berbasis beban kerja, atau peralatan jaringan dengan kapasitas terukur.

Rumus Metode Unit Produksi:

Rumus depresiasi untuk metode ini terdiri dari dua tahap:

Tarif Depresiasi per Unit = (Harga Perolehan – Nilai Residu) ÷ Estimasi Total Produksi
Depresiasi Periode = Tarif Depresiasi per Unit × Produksi Aktual Periode

Contoh Penerapan:

Sebuah perusahaan membeli printer laser enterprise seharga Rp15.000.000 dengan nilai residu Rp2.000.000. Printer diperkirakan dapat mencetak 650.000 halaman selama masa manfaatnya.

Langkah mengalokasikan biaya aset:

  1. Hitung tarif per unit: (Rp15.000.000 – Rp2.000.000) ÷ 650.000 = Rp20 per halaman
  2. Hitung depresiasi berdasarkan penggunaan aktual

Tabel Depresiasi

TahunProduksi (Halaman)Depresiasi (Rp)Nilai Buku Akhir (Rp)
015.000.000
1120.0002.400.00012.600.000
2150.0003.000.0009.600.000
3180.0003.600.0006.000.000
4130.0002.600.0003.400.000
570.0001.400.0002.000.000

Kelebihan Dan Kekurangan

Kelebihan:

  • Mencerminkan pola penggunaan aktual aset
  • Menghubungkan beban depresiasi dengan produktivitas
  • Ideal untuk aset dengan pola penggunaan yang tidak konsisten

Kekurangan:

  • Memerlukan sistem pencatatan penggunaan yang akurat
  • Sulit diterapkan pada aset yang penggunaannya tidak dapat diukur
  • Membutuhkan estimasi total produksi yang tepat

Dengan menerapkan metode depresiasi yang tepat, perusahaan dapat mengelola aset IT dengan lebih efisien dan merencanakan pembaruan teknologi secara lebih akurat.